Kamis, 12 Januari 2012

Laporan Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan Biji Kacang Hijau

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua aktifitas kehidupan yang tidak dapat dipisahkan, karena prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, atau tidak dapat kembali ke bentuk semula. Sedangkan Perkembangan adalah peristiwa perubahan biologis menuju kedewasaanm tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh (metamorfosis) dan tingkat kedewasaan.
           
Sesuai pengan penjelasan diatas maka penulis akan membuat sebuah laporan pengamatan mengenai proses pertumbuhan dan perkembangan khususnya dalam dunia tumbuhan yaitu tumbuhan kacang hijau.

Rumusan masalah

Periode pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan terjadi sepanjang hidupnya seperti halnya makhluk hidup lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya yaitu faktor dari lingkungan dan faktor dari dalam tubuh organisme.

Dalam laporan percobaan kali ini penulis akan membahas mengenai factor-faktor eksternal apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, yang dalam hal ini adalah kacang hijau.

Tujuan Penelitian.

Tujuan dari percobaan ini adalah membuktikan bahwa factor eksternal dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau.

Manfaat Penelitian.

Manfaat dari penelitian ini antara lain dapat mengetahui efek dari faktor eksternal pada tumbuhan kacang hijau.

BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

Landasan Teori

Ada 2 teori yang menjadi landasan dalam praktikum, yakni :

1.      Pengertian pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, atau tidak dapat kembali ke bentuk semula. Sedangkan Perkembangan adalah peristiwa perubahan biologis menuju kedewasaanm tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh (metamorfosis) dan tingkat kedewasaan.
Pada proses pertumbuhan selalu terjadi peningkatan volume dan bobot tubuh peningkatan jumlah sel dan protoplasma. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan bukan merupakan besaran sehingga tidak dapat diukur. Perkembangan pada tumbuhan diawalai sejak terjadi fertilisasi. Calon Tumbuhan akan berubah bentuk dari sebuah telur yang dibuahi menjadi zigot, embrio, dan akhirnya menjadi sebatang pohon. Proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan aktivitas sintetis bahan mentah (bahan baku) berupa molekul sederhana dan molekul kompleks. Tahapan yang dilalui selama melangsungkan proses tersebut adalah sebagai berikut :
a.         Tahap pembelahan sel, yaitu sel induk membelah menjadi beberapa sel anak.
b.         Tahap pembentangan, yaitu pembesaran atau peningkatan volume sel anak. Pada sel tumbuhan, peningkatan tersebut biasanya disebabkanoleh penyerapan air kedalam vakuola.
c.         Tahap pematangan, yaitu perkembangan sel anak yang telah mencapai ukuran tertentu menjadi bentuk khusus (terspesialisasi) melalui proses diferensiasi. Pada akhirnya terbentuk jaringan, organ, dan individu.

2.      Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
a.       Faktor eksternal/lingkungan.
faktor ini merupakan faktor luar yang erat sekali hubungannya dengan proses pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa factor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan adalah sebagai berikut:
Ø  Air dan mineral
Ø  Kelembaban.
Ø  Suhu
Ø  Cahaya
b.      Faktor internal.
faktor yang melibatkan hormon dan gen yang akan mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Dimana dalam hal ini ada beberapa hormone yang dapat mengontrol proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tersebut.yaitu:
Ø  Hormon Auksin      : merangsang pertumbuhan bunga.
Ø  Hormon Giberelin   : merangsang pertumbuhan batang.
Ø  Hormon Sitokinin    : memperpanjang akar.
Ø  Hormon Afserat      : menghambat perpanjangan sel.

Hipotesis

          Biji kacang hijau kemungkinan dapat tumbuh dengan baik dan optimal apabila disimpan di tempat yang cukup cahaya dan pada ruangan dengan suhu memadai. Dan pada faktor air, apabila tersedia air murni yang cukup, kemungkinan tanaman kacang hijau dapat tumbuh lebih subur daripada yang diberi air yang diberi campuran zat kimia lain.
 
BAB III
ALAT DAN BAHAN DAN
LANGKAH KERJA PENGAMATAN
Alat dan Bahan
a.       Biji Kacang Hijau 4 buah.
b.      Air.
c.       Tanah.
d.      Gelas air mineral 4 buah (wadah penanaman)
e.       Penggaris

Langkah Kerja Penelitian
a.       Isilah wadah gelas air mineral dengan tanah yang gembur.
b.      Tanamkan biji kacang hijau ke masing masing wadah yang telah berisi tanah.
c.       Kemudian simpanlah tanaman tersebut disuatu tempat yang sama tapi dengan jarak yang berbeda.
d.      Siramlah dengan air tanaman biji kacang hijau tersebut.
e.       Pertimbangkan bahwa diantara tanaman tersebut ada beberapa yang terkena sinar matahari
f.        Amati pertumbuhannya dari hari kehari hingga beberapa hari kedepan sesuai watu yang telah ditentukan.
g.       Hari terakhir pengamatan, ukurlah panjang daun, tinggi batang, panjang akar, serta berapa jumlah daun yang muncul, lalu masukkan hasil pengamatan tersebut kedalam table pengamatan.

BAB IV
TABEL HASIL PENGAMATAN

Hasil pengamaatan pertumbuhan batang dari keempat tanaman mulai perhitungan dari hari pertama hingga hari keempat.


Tanaman I
Tanaman II
Tanaman III
Tanaman IV
Hari I
0,2
0,1
0,2
0,4
Hari II
0,8
0,4
0,8
1,0
Hari III
1,2
0,9
0,4
1,5
Hari IV
1,5
1,3
0,7
1,9






            Table hasil pengamatan jumlah daun, panjang daun, tinggi batang, dan panjang akar tanaman I-IV dihari terakhir penelitian.


Tanaman I
Tanaman II
Tanaman III
Tanaman IV
Jumlah Daun
2 cm
2 cm
2 cm
2 cm
Panjang Daun
0,9 cm
1,4 cm
0,7 cm
1, 8 cm
Tinggi Batang
1,5 cm
1,3 cm
1,7 cm
1,9 cm
Panjang Akar
6,5 cm
4,5 cm
4,3 cm
4,2 cm






Keterangan pengamatan:

Ø  Pada hari pertama penelitian, tumbuhyan mulai berkecambah.
Ø  Hari kedua akar dan batang mulai bertambah panjang.
Ø  Hari ketiga daun mulai menunjukkan wujudnya.
Ø  Hari keempat (hari terakhir) kacang hijau sudah menjadi tumbuhan yang utuh.

BAB V
PEMBAHASAN
DAN KESIMPULAN

Pembahasan
Beberapa factor yang menyebabkan perbedaan pertumbuhan diantara keempat tubuhan tersebut yaitu :

1.      Faktor Cahaya :
Cahaya bermanfaat bagi tumbuhan terutama sebagai energi yang nantinya digunakan untuk proses fotosintesis. Cahaya juga berperan dalam proses pembentukan klorofil. Akan tetapi cahaya dapat bersifat sebagai penghambat (inhibitor) pada proses pertumbuhan, hal ini terjadi karena cahaya dapat memacu difusi auksin ke bagian yang tidak terkena cahaya. Sehingga, pada proses perkecambahan yang diletakkan di tempat yang gelap akan menyebabkan terjadinya etiolasi dimana kacang hijau tumbuh lebih panjang namun tidak subur pertumbuhannya.

2.      Faktor Suhu :
Suhu yang cukup (suhu ruangan) dapat mengoptimalkan kerja hormon-hormon tumbuhan karena kerja enzim/hormon (faktor internal) tumbuhan sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Semakin panas atau dingin suhu ruangan maka hormon tumbuhan 마무 semakin tidak bekerja.

3.      Faktor Air dan Nutrisi :
Air sangat diperlukan oleh tumbuhan sebagai media terjadinya reaksi kimia, dan tanaman hijau yang kekurangan air lambat laun akan layu. Rupanya dalam percobaan, detergen tidak hanya memberi air sebagai media reaksi kimia namun juga memberi nutrisi karena mengandung Asam Nitrat dan Natrium Trifosfat yang juga ada dalam kandungan pupuk untuk menyuburkan tanaman.


Kesimpulan

Dalam pertumbuhannya, tanaman selain memerlukan faktor-faktor internal untuk tumbuh juga membutuhkan faktor eksternal berupa kecukupan suhu, air, cahaya dan tentunya nutrisi (hal ini telah dibuktikan pada percobaan detergen, dimana tanaman akan lebih subur bila diberi detergen yang selain mengandung air, juga mengandung zat makronutrien) . Bila ada ketidakseimbangan dalam salah satu faktor tersebut, tanaman tidak akan mencapai pertumbuhan yang optimal.


DFTAR PUSTAKA


Saktionon. 2006. Seribu Pena Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Erlangga. Jakarta







Sejarah Perkembangan Seni Rupa Kontenporer

A.    SEJARAH SENI RUPA KONTENPORER DI INDONESIA
Dalam seni rupa Indonesia, istilah kontemporer muncul awal 70-an, ketika Gregorius Sidharta menggunakan istilah kontemporer untuk menamai pameran seni patung pada waktu itu. Suwarno Wisetrotomo, seorang pengamat seni rupa, berpendapat bahwa seni rupa kontemporer pada konsep dasar adalah upaya pembebasan dari kontrak-kontrak penilaian yang sudah baku atau mungkin dianggap usang.
Konsep modernisasi telah merambah semua bidang seni ke arah kontemporer ini. Paling menyolok terlihat di bidang tari dan seni lukis. Seni tari tradisional mulai tersisih dari acara-acara televisi dan hanya ada di acara yang bersifat upacara atau seremonial saja.
Seperti diungkapkan Humas Pasar Tari Kontemporer di Pusat Latihan Tari (PLT) Sanggar Laksamana Pekanbaru yang tidak hanya diminati para koreografer tari dalam negeri tetapi juga koreografer tari asing yang berasal dari luar negeri. Sebanyak 18 koreografer tari baik dari dalam maupun luar negeri menyatakan siap unjuk kebolehan dalam pasar tari kontemporer tersebut. "Para koreografer sudah tiba di Pekanbaru, mereka menyatakan siap unjuk kebolehan dalam pasar tari itu," ujar Humas Pasar Tari Kontemporer, Yoserizal Zen di Pekanbaru
Lukisan kontemporer semakin melejit seiring dengan meningkatnya konsep hunian minimalis, terutama di kota-kota besar. Seperti diungkapkan oleh seniman lukis kontemporer Saptoadi Nugroho dari galeri Tujuh Bintang Art Space Yogyakarta, "Lukisan kontemporer semakin diminati seiring dengan merebaknya konsep perumahan minimalis terutama di kota-kota besar. Akan sulit diterima bila kita memasang lukisan pemandangan, misalnya sedangkan interior ruangannya berkonsep modern."
Hal yang senada diungkap oleh kolektor lukisan kontemporer, "Saya mengoleksi lukisan karena mencintai karya seni. Kalaupun nilainya naik, itu bonus," kata Oei Hong Djien, kolektor dan kurator lukisan ternama dari Magelang. Begitu juga Biantoro Santoso, kolektor lukisan sekaligus pemilik Nadi Gallery. "Saya membeli karena saya suka. Walaupun harganya tidak naik, tidak masalah," timpalnya.
Oei dan Biantoro tak pernah menjual koleksinya. Oei memilih untuk memajang lebih dari 1.000 bingkai lukisannya di museum pribadinya. Karya-karya besar dari Affandi, Basuki Abdullah, Lee Man Fong, Sudjojono, Hendra Gunawan, dan Widayat terpampang di sana bersama karya-karya pelukis muda.
Pendapat lain dari Yustiono, staf pengajar FSRD ITB, melihat bahwa seni rupa kontemporer di Indonesia tidak lepas dari pecahnya isu posmodernisme (akhir 1993 dan awal 1994), yang menyulut perdebatan dan perbincangan luas baik di seminar-seminar maupun di media massa pada waktu itu.
B.   SEJARAH SENI KONTENPORER DI ASIA TENGGARA.
Sejak Marjorie Chu kali pertamanya membuka sebuah galeri seni rupa di Singapura pada tahun 1971, dia berharap galerinya bisa sebagai jembatan atau mata rantai antara seniman, kolektor dan pecinta seni. Dia membuka Raya Gallery di Cuscaden House Hotel (sekarang Hotel Bulevard), dan ketika hotel direnovasi bentuknya dia memindahkan Raya Gallery sebagai Specialists’ Centre. Kemudian, galerinya dinamai kembali Art Forum pada tahun 1980, sejak proses perjalanan. Di tahun 1989 Art Forum Pte Ltd menampung pikiran-pikiran yang searah - tahun 1920-an di mana sebuah teras rumah dengan canggih diubah menjadi sebuah ruang pameran. Pada lantai bagian atas rumah tingkat dua ini ada sebuah ruang kantor dan stock room. Koleksi karya seninya didisplay sebagai basis perputaran.
Sebelum dia membuka galeri pertamanya, Marjorie memiliki sebuah karier menarik selama sepuluh tahun sebagai seorang akuntan. Terlepas dari pekerjaannya yang full-time, dia menikah dan mempunyai dua anak. Dia sangat tertarik akan seni rupa, maka setiap ada penyelenggaraan pameran di Singapura dia selalu menghadiri, St. Andrew’s Mission Hospital Charity pameran yang diorganisir oleh Dr. Ear Lu. Dalam rangka memahami seni rupa secara umum, dia sering mengunjungi Singapore Art Museum, dan Dr. Ear Lu sebagai penolong dalam memperkenalkannya lukisan Cina di extra-mural ceramah kuliah yang diorganisir oleh University of Singapore. Marjorie juga menghadiri sebuah kursus mengenai lukisan kontemporer di London yang mengajarnya bagaimana cara membaca sebuah lukisan. Dia mulai dengan mengoleksi patungnya Ng Eng Teng, lukisannya Lee Man Fong dan Thomas Yeo.
Sejak Marjorie memutuskan meninggalkan profesinya sebagai seorang akuntan, dia ingin mendirikan sebuah bisnis yang mengijinkannya untuk menggunakan lebih waktunya dengan keluarga. Karena Marjorie seorang akuntan, sehingga dia cnderung berpikir pragmatis. Pertama, ia memutuskan untuk mendirikan bisnisnya sendiri, dia menyimpulkan bahwa sebuah galeri seni rupa paling sedikit memerlukan modal sebab dia bisa mengambil dari hasil penjualan karya. Kedua, dia harus menyadari pula bahwa dia masih dini; galeri sebagai mata pencaharian bisnis. Seandainya tak ada seorangpun yang membeli lukisan, dia menyiapkan kebiasaan menyusun sebuah side-business. Marjorie berpikir jika dia menaruh investasinya ke dalam cetakan yang bisa dia serahkan tiga kali dalam setahun, kemudian dia bisa menyerahkan stock-nya lebih cepat jika dia menaruh semua dari investasinya ke dalam lukisan. Dia mengira dengan tepat bahwa hal itu tidak akan mungkin dapat menyiapkan investasinya dalam sebuah lukisan dengan cepat. Jika dia ada keberuntungan, mungkin dia akan menjual lukisan pada hari berikutnya atau barangkali dia akan menyimpannya selama sepuluh tahun atau lebih, seperti telah terjadi pada banyak kasus karya yang dikoleksi biasa dibingkai dalam sebuah bisnis, juga membuktikan cara untuk menjadi yang baik pada klien baru. Ketika mereka datang ke galeri, mereka akan melihat karya dan akan sering membelinya.
Setelah pembukaan galerinya, Marjorie sangat aktif menghadiri pameran di Singapura. Dia mengakui adanya Alfa Gallery menunjukkannya jalan kepada seniman avant garde dari setiap waktu. Dia menjumpai banyak seniman di Alfa Gallery, Goh Beng Kwan, Khoo Sui Ho, Thomas Yeo, Anthony Poon dan Choy Weng Yang. Sepanjang tahun 1970-an, dia membeli banyak lukisan di sana, termasuk karya-karyanya Khoo Sui Ho dan Goh Beng Kwan, dan pertama dia melihat karya seniman Malaysia Latiff Mohidin di Alfa Gallery.
Sejak Marjorie melihat lukisan para Singapore Pioneer Artists dan para mahasiswa, mereka telah menemukan inspirasi baru pada perjalanan mereka ke Indonesia dan Malaysia, dia menyadari bahwa orang-orang di Singapura yang dia maksud menjadi bagian dari Asia Tenggara. Pada waktu itu, dan kini Marjorie sangat digairahkan oleh pembentukan Negara ASEAN. Ada perdagangan bebas dan gerak bebas antara negara-negara ini, seperti halnya merasa ada sebuah kesetiakawanan antar negara tetangga. Hingga sekarang, dia berpikir tentang ASEAN terhadap lima negara sebagai anggota pendiri - Indonesia, Malaysia, Thailand, Philipina dan Singapura. Marjorie memutuskan bahwa dia perlu membuat tiap-tiap usaha kemungkinannya dapat untuk melihat semua seni rupa di lima negara dan, mengapa koleksinya sangat fokus pada seni rupa kontemporer ASEAN. Walaupun sekarang dia juga mempunyai sebuah koleksi model seni rupa kontemporer dari India, Australia dan Jepang, namun karya-karya ini tidak membentuk pada fokus koleksinya.
Marjorie mengatakan, "Sepanjang tahun 1970-an, saya menyadari bahwa saya melebihi dari seorang Singapura, saya adalah bagian dari Asia Tenggara, maka saya mengikuti jalan kecil dari Seniman Pelopor dan pergi ke negara-negara ASEAN untuk melihat diri sendiri. Dalam pencarian saya untuk seniman di negara-negara Asia Tenggara, saya menggunakan teknik persisnya sama yang telah saya gunakan di Singapura: saya pergi ke museum, pameran, perguruan tinggi seni, dan saya menggunakan banyak waktu untuk bertemu dan berbicara dengan banyak seniman lokal." Dia juga mulai merindukan hubungannya dengan art dealer, terutama Arturo Luz di Philipina dan Hendra Hadiprana di Jakarta, keduanya adalah penasehat penting untuk galeri-galeri yang masih muda.
Marjorie mencari tiap karya-karya seniman yang menarik. Kemudian, ketika mungkin dia membeli banyak dari karya mereka, atau mengambil beberapa karya yang dijual. "Saya tidak punya agenda tertentu atau ingin mendaftar. Saya bersandar pada yang wah! dan intuisi. Ini telah terbukti sukses. Tentang keuangan saya cukup lancar dan saya mengaturnya untuk perpanjangan sewa buat galeri. Bagaimanapun, saya mempertimbangkan bahwa sukses riil saya berada dalam jaringan art dealer dan seluruh seniman Asia Tenggara," dia mengatakan.
Setelah beberapa tahun banyak mengoleksi karya seni, Marjorie menyadari bahwa koleksinya itu merupakan dokumen penting sehingga orang lain boleh jadi mampu memahami arti dan ruang lingkupnya. Dia memulai dengan mencoba untuk menjelaskan karya ke keluarganya sendiri, dan teks untuk buku ini benar-benar dimulai dalam wujud sebuah surat kepada putrinya Audrey. Karena Marjorie mengetahui semua karya seniman telah dia koleksi, dia mengetahui bahwa dia bisa meneliti dan menjelaskan karya mereka. Bagaimanapun juga, ketika dia hendak memulai untuk menulis, dia menemukan kendala kalau dia tidak bisa mengetik secara cepat, maka dia mencoba memakai jenis perangkat lunak lain yang akan (menurut dugaan) mengetik kata-kata ketika dia berbicara. Metoda ini juga membuktikan kegagalannya: nampak perangkat lunak seperti itu tidak bisa mengenali semua kata-kata, terutama seperti ada istilah Indonesia, Thailand, orang Philipina, orang Malaysia dan nama-nama Cina, seperti halnya banyak terminology lain; seperti ikat, batik dan hilangnya penampakan lilin dalam tulisan. Marjorie juga menemukan bahwa dia tidak bisa sesederhana merekam teks ke dalam sebuah alat perekam dan kemudian memiliki penjelasan berupa teks tulisan. Kapan saja dia mendengarkan apa yang telah dia rekam, dia akan menghapusnya semua.
Secepatnya Marjorie memutuskan bahwa satu-satunya metoda mungkin boleh jadi untuk mendikte ke seseorang dengan kontak mata, seolah-olah dia sedang memarahi. Itu adalah  bagian saya dalam memulai proyek ini, dan setelah mengumpulkan banyak waktu informasi direkam termasuk selama perjalanan ke Singapura, kemudian saya mencatat, mengedit, membetulkan, mengubah, dan memastikan bahwa teks masih membunyikan seperti suara Marjorie. Adalah menarik bahwa ini merupakan proyek penulisan karena dibuat dengan fakta - seperti Maria Callas tidak bisa menyanyi disebuah ruang studio rekaman, dan oleh karena itu semua proses rekaman harus dilaksanakan pada saat sedang konser - Marjorie harus lebih dulu melaksanakan sebuah pendengaran dalam rangka merekam material untuk bukunya. Kebanyakan proses perekaman dilakukan di Singapura. Kaitannya dengan segala aktivitas di galeri sepanjang siang hari, Marjorie dan saya sering menemukan waktu yang terbaik untuk bekerja kadang terlambat pada malam hari sampai pagi hari, tetapi sungguh sial ini kadang-kadang bermaksud untuk mendengarkannya mungkin sudah mulai mengangguk batal terus tidur di dipan. Paling mengesankan ketika sesi perekaman lain mengambil tempat selama perjalanan kereta dari Bandung ke Jogjakarta, dan kita juga merekam sebagian dari material selama perjalanan ke Bali, Jakarta dan Magelang di Indonesia. Keseluruhan proyek adalah sebuah pelajaran pengalaman yang menyenangkan yang membuka wah! kepada image yang besar tentang seni rupa kontemporer Asia Tenggara.
Bukannya hendak membagi buku ke dalam bab tentang penggolongan seniman luar negeri, kita menyadari bahwa hal itu jadi lebih menarik ketimbang mencampur-adukkan semua seniman dari berbagai negara ke dalam bab yang memusatkan pada gaya tertentu, seperti drawing, still life (lukisan alam benda), lukisan figuratif, lanscape, patung, seni abstrak, dan seterusnya. Dengan cara ini mungkin Marjorie dapat membandingkan perbedaan antara konsep dan gaya seniman diberbagai negara Asia Tenggara. Dia dapat juga membuat cross-references antara seni dan craft (kriya): dia interes pada seni rupa Asia Tenggara untuk belajar tenun tekstil, teknik membatik dengan lilin, pernis, cor perunggu dan keramik. Satu bab fokus pada traveling dengan para seniman ke Bali, Australia, China, India dan Skotlandia; dan di sana tiga bab memusatkan pada seniman-seniman individu - Srihadi Soedarsono, Goh Beng Kwan dan Chua Ek Kay.
Sepanjang proses dalam mendokumentasi koleksinya, Marjorie merasa bahwa dia telah menemukan unsur-unsur penting dalam bahasa tentang seni rupa kontemporer Asia Tenggara, meringkas dengan point-point sebagai berikut:
Teknik kuas Cina yang sudah melebihi seperti tulisan tinta
Pengaruh craft, ritual dan kehidupan rakyat mewarnai pada seni rupa
Hitam dan putih diterima sebagai warna dalam seni rupa di Asia Tenggara
Pilihan untuk komposisi horisontal dan vertikal
Kertas dan kain kanvas sebagai media yang sama penting dalam seni rupa
Kita bermaksud mengucapkan rasa terima kasih kembali kepada Audrey untuk pembacaan kritisnya dan pertanyaannya yang provokatif selama proses editing; Mary Tolman untuk koreksi naskah dengan saksama tentang draft akhir; Chen Shen Po untuk ketrampilannya dalam menempatkan berbagai peta hand-drawn oleh Marjorie Chu; dan Pandu untuk keahliannya dalam memanipulasi koreksi warna dari image yang diteliti.
Ketika kita mengerjakan revisi teks akhir, kita bisa melihat candi Borobodur yang bagus sekali jauhnya hanya beberapa ratus meter. Pada saat itu, kita merilis Understanding Contemporary Southeast AsianArt menjadi judul paling sesuai untuk buku ini, sebab Marjorie paling tertarik akan seni rupa kontemporer Asia, dan dia memahami "Big Picture" tentang seni rupa di Asia.
C.    PENGERTIAN SENI RUPA KONTENPORER
Seni Kontemporer adalah salah satu cabang seni yang terpengaruh dampak modernisasi. Kontemporer itu artinya kekinian, modern atau lebih tepatnya adalah sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang sama atau saat ini. Jadi Seni kontemporer adalah seni yang tidak terikat oleh aturan-aturan jaman dulu dan berkembang sesuai jaman sekarang. Lukisan kontemporer adalah karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Misalnya lukisan yang tidak lagi terikat pada Rennaissance.
Begitu pula dengan tarian, lebih kreatif dan modern. Kata “kontemporer” yang berasal dari kata “co” (bersama) dan “tempo” (waktu). Sehingga menegaskan bahwa seni kontemporer adalah karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Atau pendapat yang mengatakan bahwa “seni rupa kontemporer adalah seni yang melawan tradisi modernisme Barat”. Ini sebagai pengembangan dari wacana postmodern dan postcolonialism yang berusaha membangkitkan wacana pemunculan indegenous art. Atau khasanah seni lokal yang menjadi tempat tinggal (negara) para seniman.
Secara awam seni kontemporer bisa diartikan sebagai berikut:
1.     Tiadanya sekat antara berbagai disiplin seni, alias meleburnya batas-batas antara seni lukis, patung, grafis, kriya, teater, tari, musik, anarki, omong kosong, hingga aksi politik.
2.    Punya gairah dan nafsu "moralistik" yang berkaitan dengan matra sosial dan politik sebagai tesis. Seni yang cenderung diminati media massa untuk dijadikan komoditas pewacanaan, sebagai aktualitas berita yang fashionable.

D.   CIRI-CIRI SENI RUPA KONTENPORER
1.       Tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman.
2.      Tidak adanya sekat antara berbagai disiplin seni, alias meleburnya batas-batas antara seni lukis, patung, grafis, kriya, teater, tari, musik, hingga aksi politik.
E.    SENIMAN SENI RUPA KONTENPORER
Sebelumnya kita semua sudah mengtahui bahwa sejak munculnya seni rupa kontenporer di Indonesia sejak itu pula tiap hari seniman-seniman dari bidang ini bermunculan. Bukan hanya di Indonesia di Negara-negara lainpun sudah banyak seniman yang menggeluti atau mengekspresikan hasil karya seninya dalam bentuk seni rupa kontenporer. Seniman seniman seni rupa kontenporer tersebut diantaranya yaitu:
1.     ANDY WARHOL PORTRAIT
Secara Personal, banyak tokoh dalam Seni Lukis Kontemporer, namun dalam perkembangannya saat ini, Andy Warhol merupakan salah satu tokoh yang menerapkan Seni Lukis Kontemporer pada berbagai hasil karya lukisannya.
Andy Warhol lahir 6 Agustus 1928 dan meninggal pada 22 Februari 1987 id usia 58 tahun. Andy Warhol merupakan penggerak dalam Seni Lukis Kontemporer, selain itu dia juga sebagai seniman, dan sutradara avant-grande. Warhol juga bekerja sebagai penerbit, produser rekaman dan aktor. Dengan latar belakang dan pengalamannya dalam seni komersil, Warhol menjadi salah satu pencetus gerakan Pop Art di Amerika Serikat pada tahun 1950an.
Sebagai anak kelahiran Pittsburgh, Andy Warhol pindah ke New York pada usia 21 tahun untuk menjadi seorang seniman komersial. Pekerjaan ini memberinya pengalaman dalam pencetakan silkscreen, yang pada akhirnya menjadi media pilihannya. Warhol membuat lukisan mulai dari objek yang familiar seperti sup kaleng dan brillo pads. Setelah periode yang singkat dengan lukisan tangannya, Warhol mulai menggunakan teknik mekanik untuk memproduksi karyanya secara massa. Ia tertarik dengan budaya populer, yang ia buktikan dengan mulai melukis selebriti dan kliping koran. Warhol juga membuat film dan bekerja sama dengan band rock, The Velvet Underground.
Di luar dunia seni, Warhol dikenal dengan ucapannya “Di masa depan semua orang akan menjadi terkenal selama 15 menit”. Dia berkata kepada beberapa reporter, “Kalimat terbaru saya adalah, ‘Dalam lima belas menit, semua orang akan menjadi terkenal’”. Karya-karyanya yang paling dikenal adalah lukisan-lukisan kemasan produk konsumen dan benda sehari-hari yang sangat sederhana. Di antaranya gambar sebuah pisang pada cover album musik rock THE VELVET UNDERGROUND & NICO (1967), dan juga untuk potret-potret ikonik selebritis abad 20, seperti Marilyn Monroe, Elvis Presley, Jacqueline Kennedy Onassis, Judy Garland, dan Elizabeth Taylor. Sementara sebagai aktor ia telah membintangi puluhan film sejak masa hidupnya. Di antara film suksesnya adalah BLOW JOB (1963), EAT (1963), BATMAN DRACULA (1964), dan BLOOD FOR DRACULA (1974).
2.     SINDUDARSONO SUDJOJONO

Sindudarsono Sudjojono (1913-1985) Dia pionir yang mengembangkan seni lukis modern khas Indonesia. Pantas saja komunitas seniman, menjuluki pria bernama lengkap Sindudarsono Sudjojono yang akrab dipanggil Pak Djon iini dijuluki Bapak Seni Lukis Indonesia Baru. Dia salah seorang pendiri Persatuan Ahli Gambar Indonesia (Persagi) di Jakarta tahun 1937 yang merupakan awal sejarah seni rupa modern di Indonesia.
Ia seorang nasionalis yang menunjukkan pribadinya melalui warna-warna dan pilihan subjek. Sebagai kritikus seni rupa, dia sering mengecam Basoeki Abdullah sebagai tidak nasionalistis, karena melukis perempuan cantik dan pemandangan alam. Sehingga Pak Djon dan Basuki dianggap sebagai musuh bebuyutan, bagai air dan api, sejak 1935. Pak Djon lahir dari keluarga transmigran asal Pulau Jawa, buruh perkebunan di Kisaran, Sumatera Utara. Namun sejak usia empat tahun, ia menjadi anak asuh. Yudhokusumo, seorang guru HIS, tempat Djon kecil sekolah, melihat kecerdasan dan bakatnya dan mengangkatnya sebagai anak. Yudhokusumo, kemudianmembawanya ke Batavia tahun 1925.
Lukisannya punya ciri khas kasar, goresan dan sapuan bagai dituang begitu saja ke kanvas. Objek lukisannya lebih menonjol pada Lukisan pemandangan alam, sosok manusia, serta suasana. Pemilihan objek itu lebih didasari hubungan batin, cinta, dan simpati sehingga tampak bersahaja. Lukisannya yang monumental antara lain berjudul: Di Depan Kelambu Terbuka, Cap Go Meh, Pengungsi dan Seko. Ada beberapa karya pesanan yang dibanggakannya. Di antaranya, pesanan pesanan Gubernur DKI, yang melukiskan adegan pertempuran Sultan Agung melawan Jan Pieterszoon Coen, 1973. Lukisan ini berukuran 300310 meter, ini dipajang di Museum DKI Fatahillah.
Secara profesional, penerima Anugerah Seni tahun 1970, ini sangat menikmati kepopulerannya sebagai seorang pelukis ternama. Karya-karyanya diminati banyak orang dengan harga yang sangat tinggi di biro-biro lelang luar negeri. Bahkan setelah dia meninggal pada tanggal 25 Maret 1985 di Jakarta, karya-karyanya masih dipamerkan di beberapa tempat, antara lain di: Festival of Indonesia (USA, 1990-1992); Gate Foundation (Amsterdam, Holland, 1993); Singapore Art Museum (1994); Center for Strategic and International Studies (Jakarta, Indonesia, 1996); ASEAN Masterworks (Selangor, Kuala Lumpur, Malaysia, 1997-1998).

KESIMPULAN:
Dalam seni rupa Indonesia, istilah kontemporer muncul awal 70-an, ketika Gregorius Sidharta menggunakan istilah kontemporer untuk menamai pameran seni patung pada waktu itu. Suwarno Wisetrotomo, seorang pengamat seni rupa, berpendapat bahwa seni rupa kontemporer pada konsep dasar adalah upaya pembebasan dari kontrak-kontrak penilaian yang sudah baku atau mungkin dianggap usang.
Konsep modernisasi telah merambah semua bidang seni ke arah kontemporer ini. Paling menyolok terlihat di bidang tari dan seni lukis. Seni tari tradisional mulai tersisih dari acara-acara televisi dan hanya ada di acara yang bersifat upacara atau seremonial saja.
Seni Kontemporer adalah salah satu cabang seni yang terpengaruh dampak modernisasi. Kontemporer itu artinya kekinian, modern atau lebih tepatnya adalah sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang sama atau saat ini. Jadi Seni kontemporer adalah seni yang tidak terikat oleh aturan-aturan jaman dulu dan berkembang sesuai jaman sekarang. Lukisan kontemporer adalah karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Misalnya lukisan yang tidak lagi terikat pada Rennaissance.
DAFTAR PUSTAKA
                   Sulastianto, Harry, dkk. 2004. Pendidikan Seni untuk SMA Kelas XII.
                             Bandung. Grafindo.
                   http://id.wikipedia.senikontenporer.com
                   http://yahoo.answer.com
                   http://senikontenporer.blogspot.com







About